Tetes air itu kembali membasahi. Untuk
kali pertama setelah sekian lama ia tidak pernah hadir. Akhirnya menetes menghiasi
sunyinya malam yang ku rasakan.
Hanya dengan satu lontaran pertanyaan,
pun yang berasal dari diriku, membuat malam ini mendadak menjadi kelabu.
Setidaknya untukku.
Aku tak mengerti, rasa egoisku malam ini
muncul secara tiba-tiba. Mungkin karena aku mulai meredam hal itu sedari lama.
Tapi malam ini berbeda, dan aku tidak ingin menutupinya.
Satu kenyataan yang ketika ku tahu entah
mengapa terasa.....akupun tak tahu bagaimana ku bisa mendeskripsikannya. Hal ini tentang kamu,
yang berasal dari masa lalu. Dan aku yang selalu mencoba mencari tahu. Aku tahu
malam ini salah bila ku membandingkan kehidupanku yang dulu dan apa yang sedang
ku jalani. Awalnya ku berpikir apakah memang berbeda, karena kamu salah satu
pemeran utama yang sungguh terlibat didalamnya (dulu), sekarang (dan sejak
dulu) telah terpisahkan. Mungkin dulu kita dipisahkah hanya oleh jarak. Hanya? Mungkin juga
tidak dapat dikatakan sebagai hanya. Ya jarak. Jarak yang sangat jauh, 5.861 km. Namun sekarang kita juga
dipisahkan oleh kenyataan. Dipisahkan oleh keharusan. Dan pikiran itu tetiba
muncul, aku merasa, ya hanya perasaanku, hidupku sangatlah berbeda dan mungkin
aku masih belum bisa menyesuaikannya. Hingga akhirnya ku putuskan, setelah
tepat satu bulan sejak terakhir aku mendapat pesanmu yang sungguh menyakitkan,
untuk mencari tahu tentang dirimu lagi. Kemudian aku menemukan sebuah kenyataan
bahwa mungkin kamu telah bahagia. Tapi bukan seperti yang dulu kita rancang
sedemikian rupa. Melainkan kebahagian yang mungkin telah kau rancang baru
dengan orang yang berbeda.
Egois? YA. Aku mengakui hal itu. Disini
aku juga memiliki perasaan dengan seseorang yang entah ku tak tahu bagaimana
perasaannya. Dan aku yakin yang aku rasakan bukan hanya sekedar rasa biasa.
Tapi, malam ini, setelah ku mengetahui kenyataan itu, diriku mencari-cari
dimana rasa yang pernah ada untukmu. Aku yang mencari rasa pahit itu. Ketika pikiran
tidak langsung memberikan respon terhadap perasaanku. Akulah yang mencari-cari
perasaan itu. Bodoh? Ya. Karena aku merasa memang seharusnya ada rasa sakit
diantara rasa-rasa baru yang sudah timbul. Setidaknya rasa kecewa dalam diriku.
Dan aku menemukannya.
Kamu, kisah indah selama tiga tahun lalu yang sempat hadir dalam kehidupanku, berhasil membuatku mengeluarkan rasa egoisku
untuk malam ini. Kamu berhasil membuatku memembasahi sekitar pelupuk mataku.
Kamu berhasil membuatku teringat kembali.
Bukan, cerita ini bukan tentang kita
lagi. Cerita ini hanya tentangku, tentang keegoisanku. Tapi, aku bersyukur,
perasannku tidak lagi seperti dulu. Sehingga, aku harus mencari-cari terlebih
dahulu dimana rasa sakit itu.
― Alan Moore, V for Vendetta
Teruntuk dirimu yang hanya menjadi
subjek ketiga pada ceritaku malam ini, inilah aku dan masa laluku. Kamupun
pasti mengerti karena kamu juga mempunyai masa lalu. Dan malam ini, melalui
ceritaku, kamu bisa melihat sisi lain dari diriku. Mungkin ini akan membuatmu
bertambah ragu.
Untukmu yang akhir-akhir ini menghiasi
pikiranku, aku tahu kau masih memasang benteng itu. Ku masih menunggu.
No comments:
Post a Comment